[Part #9]Tales of Elementiera: Desert Ghost

Burning Night

Rasanya seperti terjaga dalam tidur yang lelap. Radi tahu kesadarannya bekerja. Namun ia tidak bisa merasakan apa-apa. Ia tidak bisa melihat, bergerak, atau berbicara. Seakan-akan ia telah kehilangan tubuhnya, melayang-layang di dunia gelap sebagai gumpalan kesadaran yang bingung dan ketakutan.

Continue reading

[Part #8]Tales of Elementiera: Desert Ghost

An Ancient Curse

“Apa kau datang sendirian?” tanya Radi setelah menghampiri adiknya. Ia mencengkeram lengan Yamir, sementara matanya mengawasi jendela dan gerbang-gerbang kuil. “Apa ada orang lain yang melihatmu kemari?”

Jika itu sampai terjadi, maka seseorang akan melaporkan Radi dan Suri ke istana. Mereka akan mendapat masalah besar.

Continue reading

[Part #6]Tales of Elementiera: Desert Ghost

Forgotten Legacy

“Leluhur menyebutnya Lembah Irlam,” ujar Suri sembari berjalan, ketika angin berhenti bertiup kencang di sekitarnya. Ia menunjuk ke belakang. “Lembah ini melindungi kota Rafga selama ribuan tahun dari para pengendali kekuatan alam. Ah, kau pasti sudah tahu soal itu.”

“Ya.” Radi menoleh, menatap tembok kota yang memanjang membelah bukit batu dan lembah berpasir. Tembok itu tampak jauh lebih besar jika dilihat dari luar.

Continue reading

[Part #5]Tales of Elementiera: Desert Ghost

Secret Passage to Dream Land

Terowongan itu menurun dan cukup panjang. Radi bahkan tidak ingat sudah melewati berapa banyak anak tangga, atau berapa kali ia harus berbelok ke kiri dan kanan. Jika kedua kakinya tidak terbiasa bekerja keras di ladang dan jalanan, pasti sekarang mereka sudah meronta-ronta dan menyerah. Sungguh ajaib jika Suri masih sanggup melangkah, batinnya.

Continue reading

[Part #4]Tales of Elementiera: Desert Ghost

Please Trust Me

Sejak selesai sarapan Radi mengikuti Suri tanpa banyak berkata-kata. Tidak ada bahan pembicaraan di dalam kepala hingga ia memilih mengamati lingkungannya saja.

Hari sudah semakin terang. Beberapa wanita berkumpul di depan sebuah rumah. Mereka berbicara dengan suara setara ratusan lebah. Seorang pria tua mengemis di salah satu sudut, tidak ada yang menggubris dirinya. Sementara anak-anak kecil bermain di balik retakan tembok. Ada semacam aula di sana, bekas rumah yang sudah kehilangan semua ruangan dan atapnya.

Continue reading

[Part #3]Tales of Elementiera: Desert Ghost

First Date

Suara kokok ayam membangunkan Radi dari tidurnya. Ia terperanjat dan berbalik untuk mengamati dinding di seberang ranjangnya. Tidak ada semburat warna jingga di sana, begitu pula pada lubang-lubang ventilasi di atas kepalanya. Hari masih gelap, pikirnya. Ia berharap dirinya belum terlambat.

Continue reading

[Part #2]Tales of Elementiera: Desert Ghost

Feast and Promise

“Inilah hari terbaik bagiku dan bagi kita semua!” kata Radi. Senyumnya melebar. Pementasan drama jalanannya sukses besar.

Ia sudah mempersiapkan segalanya sejak dua bulan yang lalu. Berhari-hari otaknya diperas hanya untuk merancang cerita yang memikat. Ia juga sudah melatih ketujuh adik angkatnya untuk bisa bermain peran dengan baik. Dan sekarang, semua pengorbanan itu terbayar lunas.

Continue reading