Beginning of A New Chapter
Radi berdiri di atas tebing, memandang tembok raksasa yang membentang luas di hadapannya. Tiupan angin dari selatan mengibarkan jubah hitamnya, dan menarik-tarik serban yang menutup nyaris seluruh wajahnya.
Beginning of A New Chapter
Radi berdiri di atas tebing, memandang tembok raksasa yang membentang luas di hadapannya. Tiupan angin dari selatan mengibarkan jubah hitamnya, dan menarik-tarik serban yang menutup nyaris seluruh wajahnya.
The Prince
Sembari menggendong Aila, Radi berlari di belakang Suri dan prajurit yang entah siapa namanya itu. Bukannya ia merasa terbebani dengan berat tubuh adiknya. Ia bahkan tidak merasa membawa apa-apa di punggungnya.
Radi’s Oath
Melesat membelah lembah Irlam dengan purnama bersinar terang di atas kepala bukanlah pilihan tepat bagi Radi. Terutama jika ia tidak ingin tertangkap oleh para pasukan pengendali api.
Burning Night
Rasanya seperti terjaga dalam tidur yang lelap. Radi tahu kesadarannya bekerja. Namun ia tidak bisa merasakan apa-apa. Ia tidak bisa melihat, bergerak, atau berbicara. Seakan-akan ia telah kehilangan tubuhnya, melayang-layang di dunia gelap sebagai gumpalan kesadaran yang bingung dan ketakutan.
An Ancient Curse
“Apa kau datang sendirian?” tanya Radi setelah menghampiri adiknya. Ia mencengkeram lengan Yamir, sementara matanya mengawasi jendela dan gerbang-gerbang kuil. “Apa ada orang lain yang melihatmu kemari?”
Jika itu sampai terjadi, maka seseorang akan melaporkan Radi dan Suri ke istana. Mereka akan mendapat masalah besar.
The Unexpected
Radi tidak bisa berhenti mengagumi kuil Shrede sejak kali pertama kakinya melangkah masuk. Pertama-tama ia takjub bagaimana angin enggan membawa butir-butir pasir dan debu melewati gerbang. Padahal gerbang itu terbuka lebar. Tidak ada tirai, apalagi pintu yang menghalanginya.
Forgotten Legacy
“Leluhur menyebutnya Lembah Irlam,” ujar Suri sembari berjalan, ketika angin berhenti bertiup kencang di sekitarnya. Ia menunjuk ke belakang. “Lembah ini melindungi kota Rafga selama ribuan tahun dari para pengendali kekuatan alam. Ah, kau pasti sudah tahu soal itu.”
“Ya.” Radi menoleh, menatap tembok kota yang memanjang membelah bukit batu dan lembah berpasir. Tembok itu tampak jauh lebih besar jika dilihat dari luar.
Secret Passage to Dream Land
Terowongan itu menurun dan cukup panjang. Radi bahkan tidak ingat sudah melewati berapa banyak anak tangga, atau berapa kali ia harus berbelok ke kiri dan kanan. Jika kedua kakinya tidak terbiasa bekerja keras di ladang dan jalanan, pasti sekarang mereka sudah meronta-ronta dan menyerah. Sungguh ajaib jika Suri masih sanggup melangkah, batinnya.
Please Trust Me
Sejak selesai sarapan Radi mengikuti Suri tanpa banyak berkata-kata. Tidak ada bahan pembicaraan di dalam kepala hingga ia memilih mengamati lingkungannya saja.
Hari sudah semakin terang. Beberapa wanita berkumpul di depan sebuah rumah. Mereka berbicara dengan suara setara ratusan lebah. Seorang pria tua mengemis di salah satu sudut, tidak ada yang menggubris dirinya. Sementara anak-anak kecil bermain di balik retakan tembok. Ada semacam aula di sana, bekas rumah yang sudah kehilangan semua ruangan dan atapnya.
First Date
Suara kokok ayam membangunkan Radi dari tidurnya. Ia terperanjat dan berbalik untuk mengamati dinding di seberang ranjangnya. Tidak ada semburat warna jingga di sana, begitu pula pada lubang-lubang ventilasi di atas kepalanya. Hari masih gelap, pikirnya. Ia berharap dirinya belum terlambat.
Feast and Promise
“Inilah hari terbaik bagiku dan bagi kita semua!” kata Radi. Senyumnya melebar. Pementasan drama jalanannya sukses besar.
Ia sudah mempersiapkan segalanya sejak dua bulan yang lalu. Berhari-hari otaknya diperas hanya untuk merancang cerita yang memikat. Ia juga sudah melatih ketujuh adik angkatnya untuk bisa bermain peran dengan baik. Dan sekarang, semua pengorbanan itu terbayar lunas.
The End
“Bersujud!” geram gadis itu di balik tudung jubahnya. Tangannya menuding ke tanah. “Hanya binatang yang tidak bisa menggunakan kekuatan alam. Kau salah satunya. Maka bersujudlah di hadapanku!”